B. Sikap Apresiatif terhadap Keunikan Gagasan dan Teknik Seni Rupa Murni


1. Sejarah Seni Rupa Murni di Indonesia

Seni rupa modern Indonesia perkembangannya lebih banyak didominasi seni lukis. Seni lukis modern pada priode pertama tokohnya Raden Saleh Syarif Bustaman (lahir didaerah semarang). Dalam seni lukisnya ia mendapat bimbingan teknik melukis ala modern (barat) oleh pelukis keturunan Belgia yang bernama A.A.J. Payen. Kemudian Raden Saleh melanglang ke Eropa, antara lain : Belanda, Jerman, Austria, dan Prancis.

Seni rupa modern Indonesia pada priode kedua didukung oleh pelukis Indonesia, antara lain:

  • Abdullah Suria Subroto.
  • Anak dr. Wahidin Sudirohusodo bersama ketiga anaknya, yakni: Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, Trijoto Abdullah.

Pelukis mancanegara, antara lain:

  • Jan Frank
  • Rudolf Bonnet
  • Ernest Dezentje
  • Hofker

Seni rupa modern Indonesia periode ketiga adalah periode pembaharuan dasar. Dan periode ini tema lukis indah mengarah pada cinta nasionalisme dan dibentuklah PERSAGI ( Persatuan Ahli Gambar Indonesia ), tahun 1988 dan tokohnya adalah Agus Jaya Suminto (Ketua, S. Sojoyono, Andul Salam, Emelia Sumassa, Sukarno).

Seni rupa moder Indonesia periode keempat yakni periode seni lukis pada zaman pendudukan Jepang dan dibentuklah sebuah lembaga pendidikan kesenian yang dinamakan “Keimin Bunka Shidodo”. Dan anggota dari Indonesia adalah:

  • Agus Jaya Suminto
  • Otto Jaya
  • Trubus S.
  • Subanto

Dari Jepang adalah:

  • Saseo Ono (seorang karikartunis)
  • Kahno (ahli desain dan poster modern)
  • Yoshiko (pelukis impresionisme)
  • Yama-moto (pelukis ekspresionisme)

Seni rupa modern Indonesia periode kelima yakni periode tahun revolusi fisik dan dibentuklah nama Hendra, Sudarso. selain SIM Affandi dan Hendra membentuk PR (Pelukis Rakyat).

gaya pelukis pada periode kelima adalah:

  • Realisme
  • Impresionisme
  • Ekspresionisme
  • Dekoratif

Dan dalam periode kelima pada tahun 1950 dibentuk ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) di Yogyakarta didirikan oleh R.J. Katamsi, pada tahun 1968 lembaga ini mendapat status Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI). Baca pos ini lebih lanjut